
KUR UMKM Tersalurkan Rp 169,2 T, Capai 52,1 Persen Target
Penyaluran KUR UMKM Capai 52,1 Persen dari Target
Pada tanggal 19 Agustus 2025, Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah mencapai lebih dari 50 persen. Dalam laporan tersebut, total penyaluran KUR UMKM telah mencapai Rp 169,2 triliun atau sebesar 52,1 persen dari target yang ditetapkan. Tahun ini, pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 300 triliun.
Meskipun angka penyaluran sudah cukup tinggi, Maman menekankan pentingnya menjaga kualitas dalam pendistribusian KUR. Ia menilai bahwa kualitas tidak hanya diukur dari jumlah dana yang disalurkan, tetapi juga dari dampak ekonomi yang dihasilkan.
Fokus pada Sektor Produksi
Salah satu indikator utama kualitas penyaluran KUR adalah alokasi ke sektor produksi. Maman menargetkan agar 60 persen dari total KUR dialokasikan ke sektor ini. Menurutnya, jika dana KUR digunakan untuk sektor produksi, maka akan terjadi efek multiplier yang besar.
“Efek multiplier ini meliputi penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan lainnya,” ujarnya. Saat ini, ia menyatakan bahwa target alokasi ke sektor produksi sudah tercapai sebesar 61 persen. Total dana yang disalurkan ke sektor produksi mencapai Rp 106,9 triliun atau sekitar 60,3 persen dari target.
Peningkatan Monitoring Penyaluran
Maman mengungkapkan bahwa keberhasilan dalam mencapai target ini berkat adanya perbaikan dalam sistem monitoring penyaluran KUR. Selain tim komite pembiayaan, pemerintah juga melakukan pengawasan hingga tingkat regional. Hal ini memberikan efek positif kepada bank penyalur, karena mereka merasa lebih diperhatikan dan bekerja secara optimal.
Jumlah Debitur KUR yang Mengakses
Secara keseluruhan, KUR telah diakses oleh sebanyak 2.901.491 debitur. Di antaranya, terdapat 1.055.145 debitur baru dan 1.080.057 debitur yang telah mengikuti program graduasi.
Sistem Sapa UMKM sebagai Langkah Inovatif
Dalam waktu dekat, Maman akan mewajibkan pelaku UMKM untuk melakukan pendaftaran dan onboarding di sistem aplikasi Sapa UMKM. Ia memproyeksikan bahwa sebanyak 40 juta UMKM akan melakukan onboarding dalam sistem ini.
Sistem Sapa UMKM dirancang untuk membantu Kementerian UMKM dalam mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh pelaku usaha, seperti sertifikasi dan perizinan. Dengan sistem ini, pemerintah dapat langsung mengarahkan UMKM yang belum memiliki sertifikasi ke prosedur yang sesuai.
Proses Pengembangan Sistem Sapa UMKM
Saat ini, pengembangan sistem Sapa UMKM sudah masuk tahap akhir. Maman menargetkan bahwa sistem ini akan selesai dalam waktu dekat. Ia berharap semua infrastruktur teknologi sudah terbangun sebelum akhir tahun ini.
Konsekuensi bagi UMKM yang Tidak Onboarding
UMKM yang tidak mendaftar dalam sistem ini tidak akan dikenakan konsekuensi. Menurut Maman, sistem ini dibangun sebagai bentuk perlindungan, pelayanan, dan insentif bagi pelaku UMKM. Tujuannya adalah menciptakan hubungan simbiosis mutualisme antara pemerintah dan pelaku usaha.
Upaya Literasi Digital bagi UMKM
Terkait masih banyaknya UMKM yang belum memiliki literasi digital, Maman menyatakan bahwa pihaknya akan fokus pada pendaftaran UMKM yang sudah mendapat pelatihan digital. Ia juga akan mengembangkan program-program tambahan untuk menarik UMKM yang belum familiar dengan teknologi.